Jumat, 20 September 2013

1. Pengertian linguistik,linguis dan lingual


A. Linguistik
Istilah linguistik berpadanan dengan kata linguistics dalam bahasa Inggris, linguis­tique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda. Istilah itu diturunkan dari bahasa Latin lingua yang berarti ‘lidah’ atau ‘ba­hasa’ (Wanamaja, 1964:241). Dalam bahasa Indonesia, linguistik diterjemahkan menjadi “ilmu bahasa”.
Linguistik memiliki kekhasan. Kekhasannya adalah adanya ke­kaburan an­tara objek sasaran dengan alat pengembangnya yang po­kok, ya­i­tu bahasa. Lin­guistik harus menerangkan bahasa dengan baha­sa pula (Su­­daryanto, 1983:28). Jadi, linguistik adalah ilmu tentang ba­hasa; ilmu yang penelitiannya bermula dan berakhir pa­da bahasa, dalam bahasa, dan dengan bahasa (Sudaryanto, 1995: 8).
B. Linguis
Ada linguistik, ada pula linguis. Linguistik adalah ilmu yang me­­mpelajari seluk-beluk bahasa, sedangkan linguis adalah orang yang profe­si­nya mempelajari seluk beluk bahasa itu. Untuk menjadi linguis, diperlukan tiga syarat, yaitu menghayati objek penelitian­nya, menguasai teori dan metode yang cocok dengan objek peneli­tiannya, dan mempunyai kemampuan merumuskan gagasan-ga­gas­annya (Sudaryanto, 1983:69).
Orang yang terampil berbicara dalam bermacam-macam bahasa bukanlah linguis. Orang yang mempunyai keterampilan seperti itu disebut poliglot.
C. Satuan Lingual
Objek sasaran penelitian linguistik adalah bahasa. Bahasa yang di­maksud adalah bahasa manusia (Pateda, 1988:2). Bahasa manusia yang dimaksud­kan adalah bahasa keseharian biasa yang di­gunakan manusia yang berkelompok-kelompok membentuk ber­bagai masyarakat penutur yang ada tersebar di seluruh dunia (Su­daryanto, 1995:2). Dengan kata la­in, bahasa yang dite­liti oleh lin­guistik adalah bahasa manusia (human language) (Widdowson, 1997:3).
Dalam kenyataan ada bahasa lisan dan bahasa tulis. Dari dua je­nis ba­ha­sa itu, bahasa lisanlah yang mendapat prioritas tertinggi untuk diteliti. Hal ini, me­nurut Sudaryanto (1986:42-43), didasar­kan pada em­pat alasan berikut:

2. Pengertian Satuan Gramatik atau satuan lingual



Makna gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks
pemakainya. Kata ini sudah mengalami proses gramatikalisasi, baik pengimbuhan,
pengulangan, ataupun pemajemukan
Contoh:
Berlari = melakukan aktivitas
Bersedih = dalam keadaan
Bertiga = kumpulan
Berpegangan = saling


Gramatikal adalah makna kata yang terjadi karena:
a.    dilekati imbuhan, contoh: penulis, tulisan, ditulis, penulisan
b.    ditempatkan dalam frase, klausa, atau diberi intonasi

Bahasa yang diteliti memiliki tiga sifat, yaitu linear, intensi­o­nal, dan takterdu­ga (Su­daryanto, 1995:47-51). Bahasa dinyatakan bersifat li­ne­ar ka­rena berupa bunyi yang berentet, beruntun, atau berurutan sambung-me­nyam­bung. Bahasa dika­takan bersifat in­tensio­nal karena selalu “meng­arah ke” sesuatu atau hal yang di­bi­carakan (anu terwicara) atau lawan bicara (mi­tra wicara). Bahasa dikata­kan bersifat takterduga karena baik pembicara maupun mitra wicara tidak pernah dapat me­ra­mal­kan apa saja yang akan segera di­katakan.
sampai pada taraf itu linguistik harus meneliti langue atau bahasa terten­tu yang dipakai oleh masyarakat tertentu, dan untuk meneliti lan­gue itu linguistik harus memper­ha­tikan parole atau penggunaan bahasa sese­o­rang indi­vidu.
Bahasa bersifat abstrak. Bahasa itu adanya hanya dalam pe­ma­kai­an (Su­daryanto, 1983:162). Bahasa dapat dikenali lewat wu­jud kon­kret­nya. Wujud konkret bahasa itu adalah satuan-satuan lingual atau satuan-satuan kebahasaan. Satuan lingual adalah satu­an yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun ar­ti grama­tikal (lih. Ramlan, 2001:27). Satuan lingual itu merupakan sa­tuan dalam struktur bahasa (Kridalaksana, 1982:148). Satuan lingual itu an­tara lain berwujud kata dan ka­limat. Jadi, sa­tuan-satuan lingual itu­lah yang merupakan ob­jek sasaran konkret linguis­tik.

3. Bentuk Tunggal dan Bentuk Kompleks


Bentuk Tunggal dan Bentuk Kompleks
Satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi disebut bentuk tunggal misalnya ber-, meN-, baju, beli, sedangkan satuan gramatik yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi disebut bentuk kompleks misalnya ia membeli baju baru.
jika satuan sepeda dibandingkan dengan satuan lain, yaitu bersepeda, bersepeda keluar kota, sepeda-sepeda, ternyata ada perbedaannya. Perbedaannya ialah bahwa pada satuan sepeda tidak mempunyai satuan yang lebih kecil lagi, berbeda dengan bersepeda yang terbentuk dari satuan ber- dan sepeda, bersepeda ke luar kota, yang terdiri dari satuan ber-, sepeda, ke, luar, dan kota.
Satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi menurut M. Ramlan, disebut sebagai bentuk tunggal, dan satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi, disebut sebagai bentuk kompleks. Satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, dan kota, masing-masing merupakan bentuk tunggal, sedangkan satuan-satuan, bersepeda, bersepeda keluar kota, merupakan bentuk kompleks.

4. satuan gramatik bebas dan satuan terikat


Satuan gramatik bebas atau satuan bebas adalah satuan gramatik yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa. Contoh: rumah, gunung, tanah, pakaian, bendera, kami , mereka, harimau,kerbau.
Satuan gramatik terikat atau satuan terikat adalah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri. Contoh: ber-, ter-, me-N, per,-kan, -an.
Di antara satuan-satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, ada yang secara gramatik mempunyai sifat bebas seperti halnya satuan-satuan yang dalam tuturan biasa dapat berdiri sendiri.
Satuan-satuan yang dimaksud adalah dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah. Contoh:   -Dari toko
                    -Dari suatu toko.
Satuan dari kelihatannya terikat pada satuan toko, tetapi dengan adanya frasa dari suatu toko, satuan dari secara gramatik dapat dipisahkan dari toko